Sabtu, 25 September 2010

Bersahabat dengan Alam Semesta


by: asrul hoesein


SOLUSI ISLAM: BERSAHABAT DAN BERDAMAI DENGAN ALAM SEMESTA; Bencana-bencana yang tiada henti di Indonesia, gunung meletus, longsor, banjir, kebakaran, hujan sudah tidak mengenal musim, dll. merupakan rentetan dari musibah alam sebelumnya yang menimpa negara kita. Dalam jarak waktu yang tak terlalu jauh, terjadi lagi…dan lagi . Yang anehnya lagi, banjir bandang ini selalu membawa kayu-kayu gelondongan sisa hasil penebangan liar dari sebagian orang yang telah memporak-porandakan hutan untuk kepentingannya sendiri, menjarah hasil hutan tanpa pandang bulu, besar atau kecil semua di tebang.
Mengapa manusia seperti tak pernah jera dengan musibah yang bertubi-tubi menimpanya? Akibat ulah dari segelintir oknum yang telah melakukan pengrusakan hutan dengan illegal loggingnya semua kita yang ikut-ikutan menanggung akibatnya.


Kedepan kita tidak pernah tahu akan rahasia alam, apakah alam akan kembali murka? Manusia perlu mengoreksi diri bahwa jangan lagi melakukan alam dengan semena-mena.
Manusia yang cerdas adalah manusia yang mau bersahabat dan berdamai dengan alam. Bagaimana Solusi Islam mengajarkan kita bersahabat dan berdamai dengan Alam:
  1. Kesadaran bahwa missi Nabi Muhammad saw adalah untuk kasih-sayang bagi alam semesta (Rahmatal Lil ’Alamin). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw adalah bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk membawa rahmat, kasih-sayang bagi seluruh alam semesta. Artinya Missi Islam yang utama adalah menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dengan iman dan tauhid kepada Allah SWT. Islam sangat mengutuk siapa saja yang merusak ekosistem alam semesta, karena kerusakan yang demikian ini dapat membunuh dan menghancurkan peradaban manusia sendiri. Karena persahabatan yang akrab inilah, banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menceritakan bahwa alam semesta ini bertasbih, bertahmid memuji Allah SWT. Dan beristighfar untuk orang-orang yang perduli terhadap kelestarian alam semesta. Dunia akan hancur dan Kiamat akan terjadi manakala kita umat manusia tidak perduli terhadap kelestarian alam ini.
  2. Kesadaran bahwa kita bagian dari alam semesta, dan alam semesta adalah bagian dari kita. Dalam Kosmoekologi Islam, diajarkan bahwa manusia adalah mikrokosmik bagian dari alam yang makrokosmik. Saat manusia mulai dekat dengan Supramakrokosmik (ALLAH SWT) maka derajat manusia menjadi makrokosmik dan semesta menjadi mikrokosmik. Ada hubungan batin, power, psikologis dan spiritual yang sangat erat antara manusia dengan alam. Manusia dan alam adalah saudara kembar. Jika manusia bersedih, alam turut bersedih. Jika alam menangis, manusiapun turut menangis.
  3. Kesadaran bahwa alam semesta adalah makhluk Allah dan amanat Allah untuk manusia. Allah menciptakan manusia pertama dan keturunannya adalah sebagai Khalifah fil Ardhi, yang tugasnya adalah untuk memakmurkan dan memberdayakan alam semesta dengan aturan-aturan Allah SWT (Syariat Allah). Syariat Allah adalah ketetapan-ketetapan Allah yang kebenarannya mutlak. Sebagai Sang Maha Pencipta, tentunya Allah lebih mengetahui bagaimana cara mengelola hasil karyanya dengan baik dan benar. Dalam hal ini manusia harus mengikuti panduan yang telah direkomendasikan oleh Allah kepada kita. Alam itu ramah, hadapi dengan keramahan. Alam itu baik, hadapi dengan sikap dan etika kita yang baik. Alam itu cinta dan damai, maka hadapi dengan cinta dan damai. Jika kita mampu bersahabat dan berdamai dengan lingkungan dan alam semesta, maka alam semesta ini akan melayani kita sebagai sahabat karib. Sebaliknya jika kita marah pada alam semsta, ia akan marah kepada kita.
  4. Kesadaran bahwa alam semesta adalah sahabat, guru dan tentara Allah. Alam semesta adalah saudara kembar kita, juga sahabat kita. Setiap hari kita dilayani dan dimanjakan oleh hasil panen alam semesta ini, mulai dari udara, air, makanan, buah-buahan, ikan, daging, dan sebagainya. Alam juga bisa jadi guru kita. Kadang kita perlu belajar kejernihan kepada air, Belajar rendah hati kepada tanah. Belajar semangat kepada api. Belajar pencerahan kepada cahaya. Belajar membuat jeringan kepada laba-laba. Belajar keindahan kepada kupu-kupu, Belajar terbang keliling duni kepada burung. Belajar mengarungi samudera ilmu Allah kepada ikan. Dan sebagainya. Dan ingat pula, bahwa alam juga bisa menjadi tentara Allah, yang kapan saja dia bisa menyerang kita dengan gaya dan model penyerangannya yang unik, seperti tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, tanggul jebol, kebakaran hutan, lumpur lapindo, dan lain-lain.
Maka hanya ada satu pilihan buat kita menghadapi alam semesta ini, yaitu bersahabat dan berdamai dengannya.

Tidak ada komentar: