Jumat, 06 Agustus 2010

Majalah Gatra Tentang Entrepreneur Organik

ENTREPRENEUR ORGANIK
Penulis: Faiz Manshur
Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung 2009. 392 hlm.
REHAL (Majalah Gatra Hlm 59/16 Desember 2009)


Inilah sebuah cerita sukses seorang-dari banyak- kiai membangun pesantren, bisnis, sekaligus mengubah wajah masyarakat pedesaan di sekitarnya. Kiai bernama Fuad Affandi ini amat dikenal sebagai pemimpin Pesantren Al-Ittifaq. Dia sekaligus menjadi tokoh penting di balik kemajuan bidang agrobisnis di Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Bandung.


Bukan apa-apa. Dengan kegiatannya yang tidak semata mengajar ngaji, Kiai Fuad berhasil mendidik warganya untuk mandiri. ia berjuang melawan kemiskinan yang merundung masyarakat pedesaan sekitar pesantren dengan semangat kewirausahaan yang dimilikinya. Dia boleh dibilang sosok kiai yang benar-benar "membumi".  Ia berhasil mengubah ratusan hektare lahan tidur menjadi lahan produktif yang menyejahterakan ribuan keluarga petani di sekitarnya.Bukan itu saja. Lewat agrobisnis puluhan jenis sayuran yang dikembangkannya sejak 1970-an, ia membuktikan betapa koperasi menjadi penyangga utama kesejahteraan kaum tani. ia malah melahirkan wirausahawan-wirausahawan muda lewat pola kerja sama yang setara dan adil. 

Seperti disinggung Sri-Edi Swasono, Kiai Fuad adalah seorang local genius yang mampu menerobos pakem-pakem usang seorang kiai. Di tangannya, pesantren jadi tempat pendidikan sekaligus pusat perubahan masyarakat. Dia seorang kiai tradisional yang berpikir kritis dan memiliki cara pandang kreatif. Lebih dari itu, sikapnya yang moderat pun sangat membantu cita-cita meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk memasarkan produk-produk pertanian dari desanya, sang kiai berhasil mengandeng jaringan swalayan ternama: Hero Supermarket.

Buku ini boleh dibilang merupakan satu dari sekian banyak bukti bahwa pembangunan suatu peradaban bisa dilakukan dengan paradigma amal saleh. Banyak pelajaran bisa dipetik, diteladani, dan dikembangkan dari berbagai kiprah sang kiai yang tertuang dalam buku ini. (Erwin Y. Salim).

Tidak ada komentar: