Kamis, 05 Agustus 2010

Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Allah Ta'ala berfirman, artinya, "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan". (QS. Al-Fatihah:5)
"Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan bagian apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga". (Shahih Al Jami').
Dalam menyambut bulan yang mulia ini, diringkaskan beberapa butir penting sebagaimana berikut:
1.       Berdo'a, semoga Allah memperpanjang umur kita sampai pada bulan Ramadhan, seperti yang  dilakukan oleh sebagian kaum salaf, begitu pula memohon kepada Allah pertolongan dan kekuatan dalam menunaikan shaum, qiyamullail dan beramal shalih di dalamnya.
2.         Kebersihan dan kesucian, maksudnya adalah kebersihan ma'nawi yaitu taubat yang tulus dan sebenar-benarnya dari segala dosa dan maksiat. Bagaimana mungkin seseorang menunaikan shaum sedangkan dia berbuka dengan sesuatu yang haram, atau meninggalkan shalat, atau durhaka kepada kedua orang tua, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat dan malaikat Jibril pun mengamininya? Wahai saudaraku yang saya cintai! Bagaimana anda menginginkan shaum yang diterima dan bermanfaat, sedangkan anda berada dalam keadaan melakukan dosa ini dan itu? Belumkah anda mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan puasanya dari makan dan minum". (HR. al-Bukhari). Maka Bertaubatlah dengan taubat yang tulus dan sebenar-benar taubat, sebab pintu taubat masih terbuka. Dan taubat itu bukan sekedar meninggalkan perbuatan dosa, akan tetapi dengan mengembalikan hati dan hawa nafsu kepada Dzat Yang Maha Mengetahui alam ghaib, "Maka kembalilah kepada Allah". (QS. adz-Dzariat:50).
3.         Diantara persiapan jiwa dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, hendaknya anda dengan sepenuh hati melakukan shaum sebaik-baiknya dan beramal shalih pada bulan Sya'ban. Sebab pada bulan Sya'ban ini segala amal perbuatan diangkat kepada Allah, sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid. "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shaum sepanjang bulan Sya'ban atau melakukan shaum pada bulan itu kecuali beberapa hari saja beliau tidak melakukannya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
4.         Di antara masalah penting lain-nya adalah bertafaqquh (memahami) hukum-hukum shaum dan mengenal petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum memasuki shaum; mempelajari syarat-syarat shaum, syarat sahnya, yang membatalkannya, hukum shaum pada hari yang diragukan, apa yang boleh, wajib atau haram dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan shaum, apa etika dan sunnah-sunnahnya, hukum-hukum qiyamullail, berapa bilangan raka'atnya, hukum-hukum shaum bagi yang ber-halangan baik karena safar (bepergian) atau sakit, hukum zakat fitrah dan lain sebagainya. Begitu pula mengenai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bulan Ramadhan yang bertalian dengan diri beliau, shaumnya, qiyamullailnya, kemurahan hatinya, pemeliharaan dirinya serta keteladanan beliau dalam bertadarrus al-Qur'an, juga yang berkaitan dengan keluarga dan umatnya. Sebab segala sesuatu harus didahului dengan ilmu dan pemahaman sebelum mengamalkannya.

5.         Mempersiapkan acara-acara menyambut "tamu agung", di antaranya dengan membaca al-Qur'an, mempelajarinya kemudian menghafalnya, qiyamullail, memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa, melakukan umrah, i'tikaf, dan berlomba dalam kebaikan dengan semangat fastabiqul khairat, shadaqah, dzikir, penyucian jiwa dan lain-lain.
Kita berdo'a semoga Allah berkenan memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita agar dapat beramal shalih pada bulan Ramadhan.
"Ya Allah, pertemukan kami dengan bulan Ramadhan dan berilah kami pertolongan untuk dapat menunaikan shiyam, qiyam, dan amal shalih di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Teguhkanlah kami pada keta-atan sampai kami menemui-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan segala do'a". Amin ya Rabbal ‘alamin.
Sumber: Nasyarah,”Kaifa nastaqbilu Ramadhan” (Abu Mush'ab Riyadh bin Abdur Rahman al-Haqiil).www.alsofwah.or.id.by.rul.582010

Tidak ada komentar: