Kamis, 05 Agustus 2010

Mengapa Sampah harus Dipisah-pisahkan ?


Pengelolaan sampah seharusnya dapat dilakukan dengan lebih baik dengan selalau memperhatikan sifat dari setiap jenis sampah, sehingga pada akhirnya tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Sampah domestik yang merupakan pemberi kontribusi sampah terbesar, biasanya sebagian besar berupa sampah padat dan terdiri dari berbagai jenis.
Pada gambar berikut disajikan komposisi jenis-jenis sampah dari hasil survey berbagai kota besar di Indonesia. Terlihat bahwa hampir 80 % merupakan sampah organik dan sisanya merupakan berbagai jenis sampah anorganik atau sampah kering.
Pola pengelolaan sampah saat ini banyak yang menerapkan cara lama yakni semua jenis sampah dicampur jadi satu. Alur yang terjadi adalah sampah yang dihasilkan dari tiap-tiap rumah dibuang di tempat sampah, nanti akan diambil petugas samaph untuk dibuang di TPS, selanjutnya diangkut dengan armada truk sampah untuk ditimbun di TPA. Pola pengelolaan sampah yang lebih baik sebenarnya harus melibatkan pemilahan sampah berdasarakan jenis-jenisnya. Ada dua alasan mengapa sampah harus dipisah-pisahkan, yakni alasan alamiah jenis sampah, alasan ekonomi dan alasan lingkungan.
Alasan alamiah 
Karakter suatu bahan untuk mengalami degradasi, sehingga berubah menjadi bahan dasarnya atau menjadi bahan lain yang diharapkan bersifat tidak berbahaya, adalah berbeda-beda. Sampah pada dasarnya merupakan bahan yang relatif sudah tidak diperlukan lagi oleh pengguna asalnya, sehingga sampah akan dibuang. Jika dibuang mestinya secara alamiah sampah juga akan mengalami degradasi. Berdasarkan jenis sampahnya, degradasi tersebut akan memerlukan waktu yang ternyata cukup bervariasi berdasarkan jenis sampahnya. Sampah yang terdiri dari berbagai macam jenis, akan memiliki tingkat degradasi yang berbeda-beda tergantung jenisnya. Pada tabel berikut disajikan jenis sampah dan lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghancurkan jenis sampah tersebut.
Pada tabel berikut disajikan jenis sampah dan lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat menghancurkan jenis sampah tersebut.
Tabel . Lama waktu dekomposisi sampah berdasarkan jenisnya.
No Jenis sampah Kategori waktu

  1. Daun, buah, sayuran Organik 2-4 minggu
  2. Kertas Organik 10-30 hari
  3. Kain katun Organik 2-5 bulan
  4. Kayu Organik 10-15 tahun
  5. Aluminium, kaleng Anorganik 100-500 tahun
  6. Botol, gelas, kaca Anorganik > 100 tahun 
  7. Satu Kantong plastic, styrofoam Anorganik 1000-100.000 tahun

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa untuk degradasi bahan-bahan organik seperti daun atau kertas diperlukan waktu yang relatif singkat. Untuk sampah daun hanya diperlukan waktu dalam hitungan minggu atau kertas dalam hitungan bulan. Proses yang terjadi adalah terjadinya degradasi biologis atau pelapukan dengan bantuan berbagai jenis jasad renik. Untuk logam memerukan wkatu lebih lama, karena memerlukan mekanisme kimia berupa reaksi korosi atau pengkaratan. Untuk gelas dan kaca lebih lama lagi karena mungkin kerusakan bahan hanya bisa terjadi secara fisik dan tidak bisa secara kimiawi. Namun hal yang mengejutkan adalah waktu yang diperlukan untuk degradasi sampah jenis plastik. Waktu degradasri ternyata dapat sampai ratusan tahun, padahal plastik termasuk jenis bahan organik. Hal ini dapat dipahami karena plastik merupakan polimer dengan ikatan kimia yang relatif stabil, biasanya diproduksi melalui proses polimerisasi termoseting sehingga bersifat irreversibel untuk kembali menjadi bahan asal.
Dari uraian tersebut dapat dibayangkan apabila sampah dicampur jadi satu dan kemudian ditimbun di TPA. Untuk waktu tertentu, mungkin hanya jenis sampah organik saja yang sudah mengalami degradasi dan yang lainnya masih tetap berbentuk semula. Dengan demikian untuk mengubah semua timbunan sampah, tentu saja diperlukan wkatu samapi ratusan tahun. Hal ini tentua saja akan memerlukan lhat tempat penimbunan yang sangat besar dan tentu saja sangat tidak efisien.
Alasan pencemaran lingkungan 
Dengan pemisahan sampah kita juga dapat ikut membantu kemungkinan terjadinya risiko pencemaran lingkungan akibat terbuangnya sampah yang mengandung polutan atau bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti batere, botol pembasmi serangga, obat kedaluwarsa dan lain-lain. Dengan pemisahan sampah maka beberapa jenis yang diduga mengandung B3 dapat dipilah untuk kemudian ditangani secara khusus.
Alasan ekonomi 
Berdasarkan beberapa definisi sampah, sampah sebenarnya masih memiliki suatu potensi atau nilai sumber daya, meskipun potensi yang ada ini relatif tidak besar dan tersembunyi. Namun berdasarkan kenyataan, pemanfaatan nilai ekonomis sampah juga dapat menguntungkan, di samping secara bersamaan juga dapat mengurangi biaya untuk pengelolaan sampah tersebut.
Peningkatan nilai ekonomis sampah dapat lebih ditingkatkan dengan menggunakan konsep 3R (reuse, reduce, dan recycle), khususnya reuse dan recycle. Konsep reuse adalah menggunakan kembali suatu barang, jadi akan lebih baik apabila memanfaatkan suatu benda yang masih mungkin untuk digunakan kembali daripada dibuang untuk menjadi sampah. Konsep recycle adalah upaya daur ulang sampah menjadi produk lain yang bermanfaat. Dengan adanya pemilihan sampah maka sampah tidak akan saling bercampur. Hal ini akan memudahkan pihak lain untuk mengambil dan menggunakan suatu jenis sampah dari kumpulan sampah tersebut. Apabila sampah bercampur maka perlu langkah pemisahan. Yang menjadi masalah adalah apabila sampah bercampur dengan sampah organik bersifat basah. Sampah basah cenderung akan mengotori sampah lain dan hal ini berpengaruh terhadap penampakan, bau, tampilan dan lain-lain. Untuk dapat memperoleh jenis sampah tertentu akan susah karena harus dicuci dan dijemur kembali. Dengan adanya pemilahan makan pemanfaatan kembali baik untuk digunakan kembali atau untuk didaur ulang akan lebih mudah.
Sampah kering seperti plastik, gelas, kaca, kaleng atau besi/logam lain dapat langsung diambil untuk ditampung dengan sampah sejenis lainnya. Jenis sampah ini kalau masih dalam keadaan baik, khususnya gelas atau logam, maka mungkin dapat digunakan kembali setelah dicuci bersih. Apabila kondisi sudah rusak maka sampah tersebut dapat didaur ulang. Untuk sampah organik, beberapa jenis jenis sampah khususnya dari sampah dapur atau sampah rumah makan/hotel/warung makan maka dapat ditampung untuk digunakan sebagai makanan ternak babi. Sampah dedaunan atau sampah organik lain secara umum dapat didaur ulang melalui proses pengomposan untuk dijadikan pupuk organik.
Demikian secara umum ada 3 alasan mengapa sampah perlu dipilah-pilah berdasarkan jenisnya. Marilah kita berpartisipasi untuk selalu memilah-milah sampah yang kita hasilkan.


CATATAN:
Untuk inisiasi pemerintah (kab/kota) dalam pengelolaan sampah kota menjadi pupuk organik kompos dapat menghubungi LM3 Model Ponpes Al-Izzah, Kota Balikpapan email ke  klik di sini atau di sini. atau titip alamat atau contac person dibawah-kolom komentar. 

Tidak ada komentar: